Borneojayanews.com//Ketapang – Viral sebuah foto spanduk yang bernadakan ancaman untuk melakukan aksi Golput pada perhelatan Pemilu 2024 mendatang di aplikasi perpesanan WhatsApp.
Spanduk itu bertuliskan kalau masyarakat di dua Kecamatan di Kabupaten Ketapang yakni di Dusun Tolus, Desa semandang kiri dan Dusun Kelipor, Desa Paoh Condong Kecamatan Simpang Hulu serta warga Dusun Sungai Tontang, Desa Semandang Kanan, Kecamatan Simpang Dua menyatakan apabila hingga tahun 2023 listrik PLN tidak masuk ke tiga desa di dua Kecamatan itu maka warga tidak akan mengikuti pemilihan mulai dari Legislatif hingga Pilpres di tahun 2024.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Simpang Hulu, IPTU Matalib membenarkan terkait adanya sepanduk tersebut.
“Iya benar ada sepanduk itu, tapi masih belum dipasang di jalan-jalan, baru tersebar di aplikasi pesan singkat,” ujar Matalib, Kamis (6/10/2022) siang.
Menanggapi hal tersebut, pihaknya bakal
membuat pertemuan dengan dusun yang bersangkutan, termasuk menghadirkan Forkopimcam Simpang Dua guna membahas isu tersebut.
“Kita akan buat pertemuan dan akan membuat semacam pengajuan pemasangan jaringan listrik ke pihak PLN untuk wilayah itu,” ujar Matalib.
Sementara itu, Kepala Desa Semandang Kiri Yohanes saat di konfirmasi membenarkan adanya foto spanduk yang dibuat oleh warga itu. Namun ia menyebut kalau saat ini di wilayah Desa Semandang Kiri belum ada yang terpasang.
” Itu memang benar tapi tadi saya cek belum ada yang terpasang di Desa Semandang Kiri, mungkin di Paoh Concong atau Sungai Tontang,” ujarnya kepada KalbarOline, Kamis (6/10/2022).
Yohanes mengatakan kalau di wilayah itu memang belum teraliri listrik oleh PLN. Pihaknya sudah sejak lama berupaya untuk mengajukan kepada PLN agar di wilayah Desa nya dapat teraliri listrik.
” Sejak ada PLN, belum teraliri listrik. Kita sudah berupaya dengan melakukan prosedur kepada PLN UP3, Pemda Ketapang dan PLN Wilayah Kalbar,” ungkapnya.
Selain itu, Yohanes juga membenarkan terkait adanya penolakan warga terhadap pembangunan jaringan SUTT 150 Tayan Sandai yang akan melintasi jalur itu apabila hingga tahun 2023 masih belum teraliri listrik PLN.
” Itu sudah saya sampaikan saat ada sosialisi pembangunan tapak SUTET itu kepada pihak PLN,” ucapnya.
Ia menambahkan kalau ada sekitar seribu kepala keluarga ( KK) di wilayah tiga desa itu yang hingga saat ini masih belum menikmati aliran listrik dari PLN. Untuk penerangan menurutnya masyarakat masih mengandalkan mesin genset dan lampu minyak.
” Saat ini BBM sudah mahal. Harapan kita dengan adanya gerakan masyarakat sampai membuat stetment seperti itu, artinya pihak PLN ataupun Pemerintah berperan untuk bisa mendengar suara masyakarat kita, mudah mudahan segara dipasanglah untuk jaringan listrik tiga dusun itu,” harapnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi humas PLN UP3 Ketapang, Irvan mengaku kalau pihaknya juga telah mengetahui adanya sepanduk tersebut. Ia juga membenarkan bahwa wilayah itu saat ini memang belum teraliri listrik PLN.
“Untuk saat ini belum. Terkait listrik desa ini ada unit PLN sendiri yang menangani, nama unitnya PLN UP2K,” ujarnya singkat. (Red)