Borneojayanews.com//Ketapang – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Adi Supriadi (AS) menyatakan makin mantap untuk pulang ke Kampung Halaman, Pernyataan ini disampaikannya ke Media, Selasa, 28 Juni 2022. Hal ini setelah Pria yang akrab disapa Coach Addie ini pulang ke Kampung Halaman dalam tujuan memberikan Pelatihan untuk Para Perajin di Sungai Bakau serta Melanjutkan Penelitian tentang Syair Gulung Di Ketapang beberapa waktu lalu.
“Insyaa Allah Mantap Pulang Ke Kampung Halaman, Potensi Alam Ketapang sangat besar, hanya saja kondisi masyarakat lebih senang memakai daripada membuat produk, sehingga potensi alam lokal tidak termanfaatkan dengan baik, selain itu budaya instan, ingin mendapatkan uang dengan cara cepat membuat tidak banyak yang berusaha berproses untuk membangun usaha dari kekayaan alam, Ini PR Kita semua, dan ini tantangan mengapa harus pulang Ke Ketapang” Kata Adi Supriadi dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi.
Rencana ini merupakan bagian dari rencana untuk membangun kualitas SDM Masyarakat Ketapang, Meningkatkan kualitas hidup, dan Pendidikan Politik anti Politik Uang dan Korupsi Proyek Negara sehingga setiap Uang Negara yang dicairkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat bisa diawasi dan digunakan tepat guna dan tepat sasaran serta berkelanjutan, bukan sekali jalan lalu setelah itu menghilang sebagaimana terjadi selama ini.
Sebelumnya, Adi Supriadi mengkampanyekan agar setiap orang berpandangan terbuka untuk lebih banyak memikirkan orang lain daripada diri sendiri, memikirkan kelestarian alam daripada keuntungan bisnis semata, Para Perajin dari bahan baku Nipah, Pandan, Bemban, Kelapa, Sawit dan masih banyak lagi kekayaan alam di Ketapang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat ketika bisa membuka jalan penjualan ke luar Ketapang dan dan Keluar Negeri.
Dalam Kunjungan sebelumnya banyak sekali masyarakat yang menyampaikan tentang hal-hal yang harusnya dibenahi, kewajiban ini tidak hanya tugas Negara atau Pemerintah Daerah tetapi tanggungjawab semua, termasuk swasta yang harus memikirkan hidup orang banyak bukan hanya dirinya sendiri, sebagaimana pesan Agama tentang peran Khalifah dimuka bumi ini.
” Kita akan teliti lebih dalam kebutuhan masyarakat terkait ketahanan Ekonomi, membentuk komunitas perajin dan Komunitas apapun yang bisa dijadikan bisnis baru masyarakat, memfasilitasi setiap orang yang memiliki produk untuk bisa menjadi UMKM atau Usaha Perseorangan, Kemudian meningkatkan kualitas produk, pembekalan edukasi ekonomi Syariah, Jual Beli Halal, serta memberikan Skill Digital Bisnis, Jika ini terlaksana Insyaa Allah Masyarakat Ketapang bisa mandiri tanpa bergantung pada Proyek Negara” kata Coach Addie di hadapan Peserta Pelatihan Sulam Pandan di Ketapang beberapa waktu lalu.
Jurnalis dan Aktivis Penggiat Media Sosial ini menegaskan bahwa hidup bersama masyarakat sudah lama dilakukan, ketika selama Mahasiswa di STAI Al Haudl 1999 – 2004, Adi Supriadi menceritakan lama bersama masayarakat Kali Nilam, Sampit, Sukaharja, Sungai Awan, Tempurukan hingga ke Siduk. Kala itu lebih kepada membermasamai masyakarat dalam pembinaan Spritual. Kini, Saatnya membersamai masyarakat ketapang membangun ekonomi berbasis potensi alam lokal yang ada di Ketapang.
” Rindu tinggal di rumah-rumah penduduk, Masjid dan Surau di Ketapang seperti tahun 1999 – 2004 ” Ujar Coach Addie.
Adi Supriadi berharap adanya sambutan dari berbagai desa yang menghubungi via Whatsapp untuk bisa mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan Kualitas SDM Perajin, UMKM, dll dapat membuat beberapa program yang sudah disusun bisa tercapai tanpa kendala.
Melansir Pontianakpost, Adi Supriadi di Kunjungannya pada 14 – 26 Juni 2022 yang lalu tersebut mendampingi dan menjadi nara sumber untuk tim Peneliti dan Pelatih dari ITB dan ISBI Bandung.
Para Pakar yang hadir kala itu menyatakan sayang sekali potensi alam di Ketapang yang banyak tidak termanfaatkan dengan baik, sedangkan di Jawa Barat sendiri sudah sangat terbatas sedangkan permintaan dari buyer sangat tinggi.
Bahkan, Seorang Peniliti dan Pembina Kerajinan Pandan dari Bandung Menangis melihat banyaknya Daun Pandan yang dibakar disebuah Desa Di Ketapang, Kalimantan Barat.
(Red)